Rabu, 13 Juli 2011

Aurat Ikhwan

Tips Buat Ikhwan Menjaga Aurat [http://jihadsabili.wordpress.com/2010/12/18/tips-buat-akhwat-dan-ikhwan-agar-auratmu-tidak-tersingkap/]


Aurat laki-laki dengan tidak ada perselisihan adalah dari lutut hingga pusar. Bagian ini adalah bagian tubuh yang mesti kita tutup dengan rapat, agar tidak nampak bentuknya, apalagi nampak kulitnya. Persoalannya kemudian, ikhwah kebanyakan mendapatkan celana mereka dengan membelinya dari toko swalayan atau toko lain yang kebanyakan menjual produk hasil rancangan orang yang tidak mengerti syariat. Alhasil, bentuk maupun bahannya umumnya dapat menampakkan aurat. Pakaian trendi ini dibuat dengan desain yang mengikuti lekuk tubuh yang seharusnya tidak boleh nampak.

Sebagaimana kita tidak suka jika wanita menampakkan lekuk tubuhnya, seharusnya kitapun tidak rela jika aurat kita (apalagi aurat besar) nampak dilihat orang terutama oleh lawan jenis. Jika pakaian semacam ini antum gunakan dalam shalat, tentu lebih tidak pantas lagi, sebab shalat adalah tempat yang seharusnya kita paling jauh dari maksiat.Solusinya, gunakan celana yang gombrang alias longgar. Celana ini mungkin sulit didapatkan, maka akan lebih baik jika antum membuatnya di tukang jahit atau tailor. Dengan membuat celana di tailor, selain antum dapat memesan dengan ukuran yang longgar, antum dapat pula memilih kain sendiri.

Janganlah memilih kain yang terlalu tipis atau terlalu halus sebab kain semacam itu dapat memperlihatkan aurat antum. Sirwal adalah celana yang paling baik antum gunakan jika memang tidak ada tuntutan pekerjaan untuk harus menggunakan pantalon, jika harus pantalon, maka kembali lagi, gunakan pantalon yang tidak membentuk aurat antum. Untuk lebih yakin, gunakan ghamis yang menutupi bagian ‘belakang’ antum terutama dalam shalat. Dengan menggunakan sarung, maka bagian ‘belakang’ antum dijamin tidak akan nampak terutama saat rukuk atau sujud. Sering ana mendapati ikhwan nampak bagian belakangnya saat sujud, bahkan seringkali nampak pula sesuatu di antara dua pahanya. Jika ini terjadi di luar shalat, maka sungguh tidak pantas dan jika terjadi di dalam shalat, maka lebih tidak pantas lagi!

 Hal ini sering tidak disadari oleh si pemakai kaos kaki. Untuk membuktikannya, cobalah minta kepada saudari anti untuk melihat, apakah kulit kaki anti menerawang atau tidak ketika menggunakan kaos kaki. Cobalah berjalan, sebab pada saat itu tumit terangkat. Mintalah saudari anti untuk fokus pada bagian tumit. Di dalam ruangan mungkin tidak terlalu jelas, akan sangat jelas terlihat meski dari jauh ketika berada di luar ruangan.

Berbusana muslimah yang benar dan syar’i adalah kewajiban setiap muslimah. Seorang muslimah yang shalihah tentunya tidak akan melanggar ketentuan ini. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً
“Wahai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’” (QS. Al Ahzab: 59)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengabarkan dua kaum yang kepedihan siksaannya belum pernah beliau lihat, salah satunya adalah wanita yang memamerkan auratnya dan tidak berbusana yang syar’i. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نساء كاسيات عاريات مميلات مائلات رؤسهن كأسنة البخت المائلة لا يدخلن الجنة ولا يجدن ريحها وإن ريحها ليوجد من مسيرة كذا وكذا
“Wanita yang berpakaian namun (pada hakikatnya) telanjang yang berjalan melenggang, kepala mereka bergoyang bak punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan bahkan mencium wanginya pun tidak. Padahal wanginya surga dapat tercium dari jarak sekian dan sekian.” (HR. Muslim)

Berdasarkan dalil-dalil yang ada, para ulama merumuskan syarat-syarat busana muslimah yang syar’i di antaranya: menutup aurat dengan sempurna, tidak ketat, tidak transparan, bukan untuk memamerkan kecantikan di depan lelaki non-mahram, tidak meniru ciri khas busana non-muslim, tidak meniru ciri khas busana laki-laki, dll.
Maka pilihlah calon istri yang menyadari dan memahami hal ini, yaitu para muslimah yang berbusana muslimah yang syar’i.

0 komentar:

Posting Komentar